Jumat, 12 Mei 2017

Coaching Mentoring and Counseling (CMC)

Dalam dunia pendidikan kita sering mendengar kata coaching, counseling maupun mentoring. Arti dari ketiga istilah tersebut yang kita pikirkan adalah sama halnya sama-sama memberi arahan kepada seseorang, namun arti sesungguhnya ialah berbeda seperti yang akan dipaparkan berikut ini:



Stone (1999) memaparkan perbedaan arti dari Coaching, Counseling dan Mentoring, yaitu
coaching adalah kegiatan membantu para karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka saat ini, sekaligus menggali potensi untuk peningkatan kualitas di masa depan.
Counseling dalam konteks ini diartikan sebagai kegiatan mengatasi sedini mungkin masalah yang dihadapi oleh karyawan.
Mentoring  merupakan kegiatan pembinaan yang diberikan kepada karyawan-karyawan yang memiliki prestasi bagus dan merupakan aset bagi perusahaan. Pembinaan ini dimaksudkan agar di kemudian hari mereka mampu memberikan kontribusi maksimal kepada perusahaan.


Pembahasan lengkap tentang ketiga istilah tersebut akan dibahas di bawah ini
1.   Coaching



Coaching Dalam dunia bisnis, coaching (Stone, 2002)  adalah sebuah proses saat karyawan mendapatkan skill, kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk meningkatkan diri dan efektifitas mereka secara profesional. Dalam kegiatan coaching, seorang coach meningkatkan kinerja karyawan pada saat ini sekaligus menggali potensi-potensi yang mungkin dimiliki karyawan untuk meningkatkan kualitas kinerja di masa mendatang. Kegiatan coaching dilakukan sejak hari pertama seorang karyawan bekerja, meliputi job description, cara kerja dan pencapaian-pencapaian yang harus diraih dalam pekerjaannya tersebut.

Menurut Riza (2015) Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang coach dalam memberikan bantuan
-          Pertama adalah well-informed.
yaitu seorang coach harus memiliki informasi lengkap tentang data diri karyawan.
-          Kedua adalah kemampuan mendengarkan dan observasi.
Seorang coach harus selalu mau dan mampu memperhatikan semua perilaku karyawan, baik yang verbal maupun non verbal
-          Ketiga adalah kemampuan berkomunikasi.
Seorang coach harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik.
-        Keempat adalah seorang coach seharusnya mampu menjadi guru yang baik, harus mampu menilai yang dibutuhkan oleh karyawan dan membantu serta melatih dalam mempelajari hal-hal yang belum dikuasainya tersebut.
-          Kelima adalah memberikan feedback.
Seorang coach harus mampu memberikan feedback yang tepat bagi karyawannya.

Stone (2002) menambahkan, setidaknya terdapat tiga kegiatan inti dalam coaching, yaitu instruction, praise dan empowerment. Instruction di sini dimaksudkan bahwa coach harus memberikan petunjuk yang jelas tentang hal-hal yang harus dilakukan, kemudian memberikan penghargaan (praise ) terhadap prestasi yang dicapai dan membantu individu untuk meningkatkan pencapaian dirinya menuju perkembangan yang maksimal (empowerment ).



2.   Counseling




Counseling  (Stone, 1999) diartikan sebagai kegiatan mengatasi sedini mungkin masalah yang dihadapi oleh karyawan.
Pada dunia bisnis dan organisasi (Riza, 2015) kegiatan counseling memiliki beberapa kesamaan dengan kegiatan coaching, namun berbeda tujuan. Counseling lebih bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi karyawan, misalnya masalah disiplin, menurunnya kinerja, kurangnya motivasi bekerja atau masalah-masalah pribadi yang mengganggu produktivitasnya sebagai karyawan.
Pendekatan yang paling sering digunakan dalam counseling bisnis adalah interview.
Tujuan interview counseling bisnis (Riza, 2015) antara lain yaitu
-          mencapai kesepakatan dengan karyawan bahwa ada sesuatu yang kurang atau salah dengan kinerjanya
-          mengidentifikasi penyebab masalah
-          menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja
-          memastikan tujuan perubahan
-          me-reinforce perilaku yang tepat

3.   Mentoring



Stone (1999) Mentoring  merupakan kegiatan pembinaan yang diberikan kepada karyawan-karyawan yang memiliki prestasi bagus dan merupakan aset bagi perusahaan. Pembinaan ini dimaksudkan agar di kemudian hari mereka mampu memberikan kontribusi maksimal kepada perusahaan.

Riza (2015) Mentoring merupakan kegiatan yang mirip dengan coaching, perbedaannya terletak pada targetnya. Kegiatan mentoring ditujukan untuk karyawan dengan potensi berprestasi yang lebih tinggi di antara rekan kerjanya, sehingga diproyeksikan untuk memperoleh promosi posisi yang lebih baik (top performers). Karyawan yang sedemikian itu membutuhkan pengarahan yang lebih intensif dari pimpinan. Ciri lain yang membedakan mentoring dari coaching adalah biasanya yang menjadi mentor adalah profesional yang digaji atau disewa secara khusus oleh perusahaan untuk memberikan pelatihan kepada karyawan-karyawan potensial tersebut. Dalam kegiatan mentoring, seorang mentor melatih tentang keterampilan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan tingkat yang lebih tinggi daripada jabatan yang sekarang. Jadi bukan hanya menjelaskan job description pekerjaannya sekarang saja, namun cara dalam meningkatkan profesionalitas kinerja hingga mencapai puncak posisi yang ada di perusahaan.


Menurut Thomas ( dalam Stone, 2002) coaching, counseling, dan mentoring, bisa dibedakan dari segi waktu pelaksanaan. Mentoring berorientasi pada potensi masa depan, coaching lebih berorientasi masa kini dan usaha untuk meningkatkan kualitas di masa depan dan juga berorientasi pada keterampilan. Sedangkan counseling melihat masa lalu dan upaya-upaya dalam meningkatkan masa depan. Counseling merupakan bagian dari coaching dan coaching merupakan bagian dari mentoring.

Sumber


Riza., J. K. (2015). Coaching, counseling dan mentoring di pondok pesantren ‘urwatul wutsqo bulurejo jombang.  Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman. 4(1).

Stone, F. M. (1999) Coaching, counseling and mentoring. New york: American Management association.

Stone, F. M. (2002) Coaching and mentoring. Oxford: capstone publishing. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar