Jumat, 10 Maret 2017

Dinamika Kelompok dan Teambuilding

Dinamika Kelompok

Organisasi industri terdiri dari sejumlah kelompok kerja yang saling berkaitan dalam suatu tata tingkat tertentu. Setiap kelompok kerja terdiri dari sejumlah tenaga kerja yang saling mempengaruhi dan saling ketergantungan. Namun derajat pengaruh dan ketergantungan tidaklah sama.  Dalam organisasi industri dapat kita jumpai pula kelompok kerja dengan derajat intensitas interaksi antar anggota kelompok yang berbeda-beda. (Munandar, 2001).

Interaksi antar anggota kelompok

            Menurut Fiedler  (Dalam Munandar, 2001) memberikan tipologi dari kelompok-kelompok kerja yang didasari pada sifat dan intensitas interaksi, yaitu:
A.    Kelompok interaktif
Para anggota saling tergantung dan aksi atau tindakan mereka perlu dikerjakan dan disusun bersama untuk dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan baik. Kelompok interaktif memerlukan  kooperasi dan koordinasi dari kegiatan para anggotanya dalam pelaksanaan tugas kelompok agar tercapai sasaran kelompoknya.
B.     Kelompok Koaktif
Para anggota bekerja sama dalam melaksanakan tugas kelompok, tapi masing-masing dapat melaksanakan pekerjaannya relatif secara mandiri tidak saling tergantung
C.     Kelompok Konteraktif
Para anggota kelompok bekerja sama untuk tujuan perundingan dan memanfaatkan sasaran dan tuntutan yang bertentangan.

Gejala dalam proses kelompok

Menurut Leavitt (Dalam Munandar, 2001) memberikan penjelasan tentang masing-masing tahap proses manajemen, yaitu:
1.      Tahap pathfinding
Pemandu bersibuk diri dengan penemukenalan dari tujuan, dengan penciptaan masalah-masalah yang menarik.
2.      Tahap pemecahan masalah
Karena setiap hari kita harus memecahkan masalah. Demikian juga pemecahan masalah dilakukan oleh kelompok kerja.
3.      Tahap Implementasi
Tahap ini mencakup kegiatan membentuk, menyusun, menjual dan membuat sesuatu terjadi.

Munandar (2001) menjelaska bahwa dalam proses kelompok, dimana para anggota kelompok kerja berinteraksi dan dimana kelompok melaksanakan fungsinya, dapat kita temukan timbulnya gejala-gejala sebagai berikut:
A.    Konfromisme
Dalam interaksi antaranggota kelompok, tanpa disadari, mereka mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang berlaku umum dikeseluruhan organisasi kerjanya dan pola perilaku yang lebih khas berlaku dalam kelompok kerjanya, yang tumbuh karena interaksi selama jangka waktu yang panjang. 
B.     Kelekatan
Semakin para anggota tertarik dan makin sepakat mereka terhadap sasaran kelompok, makin lekat kelompoknya. Menurut Robbins (Dalam Munandar 2001) faktor-faktor yang ikut menentukan derajat kelekatan kelompok ialah:
1.      Lamanya waktu berada bersama dalam kelompok
2.      Parahnya masa awal
3.      Besarnya kelompok
4.      Ancaman dari luar
5.      Keberhasilan di masa lalu
C.     Sinergi
Dalam proses pengambilan keputusan dalam kelompok timbul gejala bahwa keputusan yang diambil kelompok merupakan keputusan yang lebih baik dari keputusan yang diambil oleh setiap anggota kelompok tersendiri.
D.    Groupthink
Satu gejala yang merupakan kelemahan dari kelompok yang terlalu lekat ialah bahwa kurang dalam pengambilan keputusan.
Menurut Janis (Dalam Munandar 2001) menjabarkan gejala berpikir kelompok secara berurutan, sebagai berikut:
-          Kelompok memiliki ilusi bahwa mereka kebal
-          Kelompok terlibat dalam rasionalisasi keloktif untuk memotong informasi yang berbeda,.
-          Kelompok mulai percaya pada moralitas inheren tentang apa yang ingin dilakukan
-          Kelompok mengembangkan stereotip dari kelompok lain dan dari para penentang, sehingga melindungi diri dari analisis yang cermat. 
E.     Polarisasi Kelompok
Pergeseran keputusan menuju kedua ekstrim:
1.      Pergeseran ke resiki
2.      Pergeseran ke kehati-hatian

Interaksi antar kelompok

Menurut Mundar (2001) Karena berbeda tugasnya konflik antar kelompok merupakan sesuatu yang wajar timbul, yang harus dikelola untuk kemanfaatan seluruh organisasi.
A.    Saingan atau konflik antar kelompok
Jika ada dua kelomok yang bersaing maka dampaknya akan diuraikan kedalam kategori berikut:
1.      Yang terjadi di dalam setiap kelompok yang bersaing
a.       Setiap kelompok jadi lebih menutup diri
b.      Suasana kelompok berubah menjadi informal, santai, ceria dan berorientasi pada kerja dan tugas
c.       Pola kepemimpian cenderung berubah
d.      Setiap kelompok menjadi lebih berstruktur
2.      Yang terjadi antara kelompok yang bersaing
a.       Setiap kelompok meihat kelompok lain lebih sebagai musuhnya
b.      Setiap kelompok mulai mengalami distorsi (gangguan) dalam persepsi
c.       rasa ermusuhan terhadap kelompok lain meningkat
3.      Yang terjadi dengan yang menang
a.       Pemenang mempertahankan kelekatannya
b.      Pemenang cenderung melepas ketegangan
c.       Pemenang cenderung menjadi puas
4.      Yang terjadi dengan yang kalah
a.       Jika hasilnya tidak seluruhnya jelas maka ada kecenderungan  kuat untuk menolak kekalahan
b.      Cenderung mencari seseorang atau sesuatu untuk disalahkan
c.       Lebih tegang, siap untuk lebih keras, dan merasa tidak ada harapan
d.      Cenderung belajar banyak tentang diri mereka sebagai kelompok.

B.     Teknik mengurangi akibat negatif dari saingan
Menurut Schein (dalam munandar 2001) berikut beberapa teknik dalam mengurangi akibat negatif dari saingan
1.      Menemukan musuh bersama
2.      Pimpinan / Sub kelompok Kelompok Bersaing Berinteraksi
3.      Menemukan Tujuan yang Mencakup
4.      Pelatihan Antar kelompok Melalui Penghayatan pengalaman

Menurut Robbins (dalam Munandar 2001) empat intense menyelesaikan konflik ialah:
1.      Bersaing (Competing)
Hasrat untuk memuaskan kepentingan sendiri tanpa memperhatikan dampak terhadap pihak lawan.
2.      Bekerjasama (Collaborating)
Pihak-pihak yang berkonflik masing-masing berhasrat untuk memuaskan kepentingan pihaknya (win-win)
3.      Berkompromi (Compromising)
Masing-masing pihak yang bersengketa bersedia mengorbankan sesuatu
4.      Menghindar (Avoiding)  
Mengundurkan diri dari konflik atau menekan konflik
5.      Menyesuaikan (Accomodating)
Adanya satu pihak yang berkonflik bersedia untuk meletakkan kepentingan pihak lain lebih tinggi dari kepentingannya.

Membangun tim/ Teambuilding

Menurut Hogg & McInerney (Dalam McKenna 2012) Teambuilding adalah proses meningkatkan efektivitas tim, dan istilah ini sering disamakan dengan pengembangan tim.
Berikut ini adalah pendekatan utama yang akan dibahas:

1.      Model of group development
Menurut Tuckman (Dalam McKenna , 2012) Perkembangan dikatakan bersifat permanen jika melewati empat fase utama. dengan setiap tahap memiliki baik  tugas dominan ataupun pertimbangan sosial. kelima fase diterapkan kedalam sebuah kelompok yang bersifat sementara, kelima fase itu ialah
a.    Forming
memfokuskan pada pekerjaan yang harus diselesaikan dan bagaimana cara terbaik untuk melakukannya dengan sumber daya yang tersedia.
b.   Storming
Tahap saat sudah mulai terjadinya konflik dalam kelompok
c.    Norming
Saat sudah adanya kedekatan dan saling keterbukaan
d.   Performing
Solusi untuk masalah yang muncul dan upaya yang membangun yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan
e.    Adjourment
Tahap akhir bagi kelompok yang bersifat sementara

2.      Kinerja tim yang tinggi
Menurut McKenna (2012) Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak bermunculan karakteristik yang terkait dengan kinerja tim yang tinggi
-          Kemampuan dan keterampilan
-          Berkomitmen, penuh tantangan, dan mempunyai tujuan yang jelas
-          Mempunyai potensi, berbagi beban kerja, komunikasi dan koordinasi yang jelas
-          Penghargaan
-          Ukuran atau besar anggota
-          Dapat dipercaya
-          Mempunyai jiwa pemimpin
-          Familiar
-          Mempunyai kapasitas

3.      Menurut Smith (Dalam McKenna 2012) untuk membagun tim yang efektif yaitu dengan cara:
a.       Menciptakan rasa penting dan terarah
b.      Memilih orang yang memiliki keterampilan
c.       Memastikan bahwa pertemuan pertama berjalan dengan baik
d.      menentukan beberapa aturan dasar yang jelas untuk mengatur tingkah laku
e.       fokus pada hal-hal penting yang mendesak untuk dibahas, dan menetapkan tujuan yang jelas

Daftar Pustaka
McKenna, Eugene. 2012. Business Psychology and Organizational Behavior, 5th ed. New York: Psychology Press
Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar