Dinamika Kelompok
Organisasi
industri terdiri dari sejumlah kelompok kerja yang saling berkaitan dalam suatu
tata tingkat tertentu. Setiap kelompok kerja terdiri dari sejumlah tenaga kerja
yang saling mempengaruhi dan saling ketergantungan. Namun derajat pengaruh dan ketergantungan
tidaklah sama. Dalam organisasi industri dapat kita jumpai pula kelompok kerja dengan derajat intensitas interaksi antar
anggota kelompok yang berbeda-beda. (Munandar, 2001).
Interaksi
antar anggota kelompok
Menurut
Fiedler (Dalam Munandar, 2001)
memberikan tipologi dari kelompok-kelompok kerja yang didasari pada sifat dan
intensitas interaksi, yaitu:
A. Kelompok
interaktif
Para anggota saling tergantung dan
aksi atau tindakan mereka perlu dikerjakan dan disusun bersama untuk dapat
menyelesaikan tugas kelompok dengan baik. Kelompok interaktif memerlukan kooperasi dan koordinasi dari kegiatan para
anggotanya dalam pelaksanaan tugas kelompok agar tercapai sasaran kelompoknya.
B. Kelompok
Koaktif
Para anggota bekerja sama dalam
melaksanakan tugas kelompok, tapi masing-masing dapat melaksanakan pekerjaannya
relatif secara mandiri tidak saling tergantung
C. Kelompok
Konteraktif
Para anggota kelompok bekerja sama
untuk tujuan perundingan dan memanfaatkan sasaran dan tuntutan yang
bertentangan.
Gejala
dalam proses kelompok
Menurut Leavitt (Dalam Munandar, 2001) memberikan
penjelasan tentang masing-masing tahap proses manajemen, yaitu:
1. Tahap
pathfinding
Pemandu bersibuk diri dengan
penemukenalan dari tujuan, dengan penciptaan masalah-masalah yang menarik.
2. Tahap
pemecahan masalah
Karena setiap hari kita harus
memecahkan masalah. Demikian juga pemecahan masalah dilakukan oleh kelompok
kerja.
3. Tahap
Implementasi
Tahap ini mencakup kegiatan
membentuk, menyusun, menjual dan membuat sesuatu terjadi.
Munandar (2001) menjelaska bahwa dalam proses
kelompok, dimana para anggota kelompok kerja berinteraksi dan dimana kelompok
melaksanakan fungsinya, dapat kita temukan timbulnya gejala-gejala sebagai
berikut:
A. Konfromisme
Dalam interaksi antaranggota
kelompok, tanpa disadari, mereka mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang
berlaku umum dikeseluruhan organisasi kerjanya dan pola perilaku yang lebih
khas berlaku dalam kelompok kerjanya, yang tumbuh karena interaksi selama
jangka waktu yang panjang.
B. Kelekatan
Semakin para anggota tertarik dan
makin sepakat mereka terhadap sasaran kelompok, makin lekat kelompoknya.
Menurut Robbins (Dalam Munandar 2001) faktor-faktor yang ikut menentukan
derajat kelekatan kelompok ialah:
1. Lamanya
waktu berada bersama dalam kelompok
2. Parahnya
masa awal
3. Besarnya
kelompok
4. Ancaman
dari luar
5. Keberhasilan
di masa lalu
C. Sinergi
Dalam proses pengambilan keputusan
dalam kelompok timbul gejala bahwa keputusan yang diambil kelompok merupakan
keputusan yang lebih baik dari keputusan yang diambil oleh setiap anggota
kelompok tersendiri.
D. Groupthink
Satu gejala yang merupakan
kelemahan dari kelompok yang terlalu lekat ialah bahwa kurang dalam pengambilan
keputusan.
Menurut Janis (Dalam Munandar 2001)
menjabarkan gejala berpikir kelompok secara berurutan, sebagai berikut:
-
Kelompok memiliki ilusi bahwa mereka
kebal
-
Kelompok terlibat dalam rasionalisasi
keloktif untuk memotong informasi yang berbeda,.
-
Kelompok mulai percaya pada moralitas
inheren tentang apa yang ingin dilakukan
-
Kelompok mengembangkan stereotip dari
kelompok lain dan dari para penentang, sehingga melindungi diri dari analisis
yang cermat.
E. Polarisasi
Kelompok
Pergeseran keputusan menuju kedua
ekstrim:
1. Pergeseran
ke resiki
2. Pergeseran
ke kehati-hatian
Interaksi
antar kelompok
Menurut Mundar (2001) Karena berbeda tugasnya
konflik antar kelompok merupakan sesuatu yang wajar timbul, yang harus dikelola
untuk kemanfaatan seluruh organisasi.
A. Saingan
atau konflik antar kelompok
Jika ada dua kelomok yang bersaing
maka dampaknya akan diuraikan kedalam kategori berikut:
1. Yang
terjadi di dalam setiap kelompok yang bersaing
a. Setiap
kelompok jadi lebih menutup diri
b. Suasana
kelompok berubah menjadi informal, santai, ceria dan berorientasi pada kerja
dan tugas
c. Pola
kepemimpian cenderung berubah
d. Setiap
kelompok menjadi lebih berstruktur
2. Yang
terjadi antara kelompok yang bersaing
a. Setiap
kelompok meihat kelompok lain lebih sebagai musuhnya
b. Setiap
kelompok mulai mengalami distorsi (gangguan) dalam persepsi
c. rasa
ermusuhan terhadap kelompok lain meningkat
3. Yang
terjadi dengan yang menang
a. Pemenang
mempertahankan kelekatannya
b. Pemenang
cenderung melepas ketegangan
c. Pemenang
cenderung menjadi puas
4. Yang
terjadi dengan yang kalah
a. Jika
hasilnya tidak seluruhnya jelas maka ada kecenderungan kuat untuk menolak kekalahan
b. Cenderung
mencari seseorang atau sesuatu untuk disalahkan
c. Lebih
tegang, siap untuk lebih keras, dan merasa tidak ada harapan
d. Cenderung
belajar banyak tentang diri mereka sebagai kelompok.
B. Teknik
mengurangi akibat negatif dari saingan
Menurut Schein (dalam munandar 2001)
berikut beberapa teknik dalam mengurangi akibat negatif dari saingan
1. Menemukan
musuh bersama
2. Pimpinan / Sub kelompok Kelompok Bersaing
Berinteraksi
3. Menemukan Tujuan yang Mencakup
4. Pelatihan Antar kelompok Melalui Penghayatan
pengalaman
Menurut Robbins (dalam Munandar 2001) empat intense menyelesaikan
konflik ialah:
1. Bersaing
(Competing)
Hasrat untuk memuaskan kepentingan sendiri tanpa
memperhatikan dampak terhadap pihak lawan.
2. Bekerjasama (Collaborating)
Pihak-pihak yang berkonflik masing-masing berhasrat
untuk memuaskan kepentingan pihaknya (win-win)
3. Berkompromi (Compromising)
Masing-masing pihak yang bersengketa bersedia
mengorbankan sesuatu
4. Menghindar (Avoiding)
Mengundurkan
diri dari konflik atau menekan konflik
5. Menyesuaikan (Accomodating)
Adanya satu pihak yang berkonflik bersedia untuk
meletakkan kepentingan pihak lain lebih tinggi dari kepentingannya.
Membangun
tim/ Teambuilding
Menurut Hogg & McInerney (Dalam McKenna 2012) Teambuilding adalah proses meningkatkan
efektivitas tim, dan istilah ini sering disamakan dengan pengembangan tim.
Berikut ini adalah pendekatan utama yang akan
dibahas:
1. Model
of group development
Menurut Tuckman (Dalam
McKenna , 2012) Perkembangan dikatakan bersifat permanen jika melewati empat
fase utama. dengan setiap tahap memiliki baik
tugas dominan ataupun pertimbangan sosial. kelima fase diterapkan
kedalam sebuah kelompok yang bersifat sementara, kelima fase itu ialah
a. Forming
memfokuskan
pada pekerjaan yang harus diselesaikan dan bagaimana cara terbaik untuk
melakukannya dengan sumber daya yang tersedia.
b. Storming
Tahap
saat sudah mulai terjadinya konflik dalam kelompok
c. Norming
Saat
sudah adanya kedekatan dan saling keterbukaan
d. Performing
Solusi
untuk masalah yang muncul dan upaya yang membangun yang dilakukan untuk
menyelesaikan pekerjaan
e. Adjourment
Tahap
akhir bagi kelompok yang bersifat sementara
2. Kinerja
tim yang tinggi
Menurut McKenna (2012) Dalam beberapa
tahun terakhir telah banyak bermunculan karakteristik yang terkait dengan kinerja
tim yang tinggi
-
Kemampuan dan keterampilan
-
Berkomitmen, penuh tantangan, dan
mempunyai tujuan yang jelas
-
Mempunyai potensi, berbagi beban kerja,
komunikasi dan koordinasi yang jelas
-
Penghargaan
-
Ukuran atau besar anggota
-
Dapat dipercaya
-
Mempunyai jiwa pemimpin
-
Familiar
-
Mempunyai kapasitas
3. Menurut
Smith (Dalam McKenna 2012) untuk membagun tim yang efektif yaitu dengan cara:
a. Menciptakan
rasa penting dan terarah
b. Memilih
orang yang memiliki keterampilan
c. Memastikan
bahwa pertemuan pertama berjalan dengan baik
d. menentukan
beberapa aturan dasar yang jelas untuk mengatur tingkah laku
e. fokus
pada hal-hal penting yang mendesak untuk dibahas, dan menetapkan tujuan yang
jelas
Daftar
Pustaka
McKenna, Eugene. 2012. Business Psychology and Organizational Behavior, 5th ed.
New York: Psychology Press
Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan
Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar